Langgar Kesepakatan Gencatan Senjata, Militer Israel Gelar Serangan Udara di Gaza
GAZA – Militer Israel kembali melancarkan serangan udara di Jalur Gaza pada Kamis (13/2/2025), meskipun telah ada kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sejak 19 Januari 2025. Pernyataan resmi militer Israel mengklaim bahwa serangan ini menargetkan lokasi yang diduga digunakan sebagai peluncur roket oleh kelompok perlawanan Palestina.
Menurut laporan dari saksi mata, sebuah pesawat nirawak Israel menembakkan rudal ke area pertanian di sebelah timur kamp pengungsi Bureij, yang berada di Gaza tengah. Tidak ada laporan mengenai korban jiwa dalam serangan tersebut, namun ketegangan kembali meningkat di kawasan yang sebelumnya mengalami kehancuran akibat perang berkepanjangan.

Kesepakatan gencatan senjata yang diumumkan bulan lalu bertujuan untuk menghentikan perang yang telah menewaskan lebih dari 48.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak. Namun, insiden ini kembali memicu kekhawatiran bahwa konflik akan semakin memburuk, mengingat masih adanya ketegangan antara kedua belah pihak.
Langgar Kesepakatan Gencatan Senjata, Militer Israel Gelar Serangan Udara di Gaza
Gencatan senjata yang diberlakukan sejak 19 Januari 2025 merupakan hasil dari tekanan internasional setelah dunia menyaksikan kehancuran yang terjadi di Gaza akibat serangan militer Israel yang berlangsung selama berbulan-bulan. Kesepakatan ini dicapai dengan mediasi dari Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat.
Dalam perjanjian tersebut, Israel dan Hamas sepakat untuk menghentikan serangan militer dan membebaskan sebagian tahanan Palestina dari penjara Israel dengan imbalan pembebasan beberapa sandera Israel yang ditahan di Gaza.
Namun, dalam praktiknya, kesepakatan ini masih rapuh. Beberapa kali terjadi insiden kecil, seperti tembakan dari kedua belah pihak, yang membuat gencatan senjata ini seolah berjalan di atas tali yang tipis.
Dampak Serangan Udara Israel terhadap Gaza
Serangan udara terbaru yang dilakukan Israel menambah panjang daftar kekerasan yang terjadi di Jalur Gaza. Sebagai wilayah yang telah lama mengalami blokade ekonomi dan militer, setiap serangan semakin memperburuk kondisi masyarakat Palestina yang sudah berada dalam situasi yang sulit.
Sejak dimulainya serangan militer Israel tahun lalu, hampir seluruh infrastruktur Gaza hancur. Rumah-rumah warga, rumah sakit, sekolah, dan bahkan kantor-kantor pemerintahan telah menjadi puing-puing.
Organisasi kemanusiaan melaporkan bahwa lebih dari 2,3 juta warga Palestina saat ini hidup dalam kondisi mengkhawatirkan. Pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan semakin menipis akibat blokade yang dilakukan Israel.
Serangan terbaru ini semakin memperparah situasi karena masyarakat yang masih dalam kondisi trauma kini kembali dihantui oleh ancaman bom dan rudal.
Respon Internasional terhadap Serangan Israel
Serangan yang dilakukan Israel ini mendapat reaksi keras dari berbagai pihak, terutama negara-negara yang berperan dalam menengahi gencatan senjata.
-
Mesir dan Qatar
Sebagai mediator utama dalam perundingan gencatan senjata, Mesir dan Qatar menyatakan keprihatinannya terhadap serangan Israel dan memperingatkan bahwa eskalasi lebih lanjut dapat merusak proses perdamaian yang sedang berlangsung. -
Amerika Serikat
Pemerintah Amerika Serikat, yang sebelumnya mendukung upaya gencatan senjata, meminta Israel untuk memberikan penjelasan mengenai serangan ini. Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa mereka berharap Israel tetap menghormati perjanjian yang telah disepakati. -
PBB dan Organisasi Kemanusiaan
PBB mengeluarkan pernyataan yang mengecam serangan ini dan mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri. Organisasi kemanusiaan yang beroperasi di Gaza juga menyuarakan kekhawatiran bahwa serangan ini akan semakin memperburuk kondisi kehidupan warga sipil yang sudah sangat menderita.
Mengapa Israel Melanggar Kesepakatan Gencatan Senjata?
Meskipun gencatan senjata telah disepakati, alasan di balik serangan terbaru ini perlu dianalisis lebih lanjut. Ada beberapa kemungkinan yang bisa menjelaskan mengapa Israel memutuskan untuk kembali melakukan serangan udara di Gaza:
-
Israel Menganggap Hamas Melanggar Perjanjian
Salah satu alasan utama yang diberikan oleh Israel adalah bahwa kelompok-kelompok perlawanan di Gaza masih meluncurkan roket ke wilayah Israel, meskipun dalam jumlah kecil. -
Tekanan Politik dalam Negeri
Pemerintah Israel saat ini berada di bawah tekanan dari kelompok-kelompok politik sayap kanan yang menganggap gencatan senjata sebagai bentuk kelemahan. Untuk menjaga dukungan politik di dalam negeri, militer Israel bisa saja melakukan serangan terbatas untuk menunjukkan ketegasan terhadap kelompok perlawanan di Gaza. -
Upaya Melemahkan Hamas Sebelum Negosiasi Lebih Lanjut
Beberapa analis percaya bahwa Israel ingin melemahkan Hamas sebelum negosiasi berikutnya mengenai gencatan senjata jangka panjang atau pembebasan lebih banyak sandera.
Situasi Kemanusiaan di Gaza Semakin Memburuk
Setelah berbulan-bulan serangan udara dan blokade ketat, kondisi kemanusiaan di Gaza kini berada pada titik kritis. Menurut laporan terbaru dari organisasi kemanusiaan internasional:
- 80% populasi Gaza mengalami kelaparan ekstrem
- Lebih dari 70% rumah di Gaza telah hancur atau rusak
- Layanan kesehatan lumpuh, banyak rumah sakit tidak beroperasi karena kekurangan obat-obatan dan listrik
- Anak-anak dan wanita menjadi kelompok yang paling terdampak akibat serangan tanpa henti
Situasi ini semakin diperburuk oleh kebijakan Israel yang membatasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, sehingga banyak warga yang tidak mendapatkan bantuan medis dan makanan yang mereka butuhkan.
BACA JUGA :Penyeberangan Rafah di Gaza Selatan Segera Dioperasikan Kembali
Apa Selanjutnya? Akankah Gencatan Senjata Kembali Bertahan?
Gencatan senjata yang ada saat ini berada dalam situasi yang sangat rentan. Dengan adanya serangan udara terbaru dari Israel, banyak pihak yang khawatir bahwa konflik bisa kembali pecah dalam skala yang lebih besar.
Berikut beberapa kemungkinan skenario ke depan:
-
Gencatan Senjata Bisa Berlanjut dengan Syarat Tambahan
Jika tekanan internasional cukup kuat, Israel dan Hamas mungkin akan kembali ke meja perundingan untuk membahas -
kelanjutan gencatan senjata dengan penyesuaian syarat tertentu.
-
Konflik Bisa Meledak Kembali
Jika salah satu pihak merasa dirugikan atau provokasi terus berlanjut, kemungkinan besar pertempuran akan kembali -
pecah, yang dapat menyebabkan lebih banyak korban jiwa.
-
Intervensi Internasional
Jika eskalasi semakin memburuk, ada kemungkinan bahwa PBB atau negara-negara Arab lainnya akan mencoba -
melakukan intervensi untuk mencegah konflik yang lebih besar.
Serangan udara yang dilakukan Israel di Gaza telah melanggar kesepakatan gencatan senjata yang seharusnya menjadi titik awal menuju perdamaian. Insiden ini kembali memperlihatkan betapa rapuhnya perjanjian yang dibuat di wilayah konflik seperti Palestina-Israel.
Dengan meningkatnya tekanan dari komunitas internasional, ada kemungkinan bahwa negosiasi baru akan dilakukan.
Namun, jika tidak ada upaya serius untuk menegakkan perjanjian, maka Gaza akan kembali menjadi medan perang
yang penuh penderitaan bagi warga sipil yang tidak bersalah.
Konflik ini sekali lagi menunjukkan bahwa tanpa solusi politik yang adil, gencatan senjata hanya akan menjadi jeda sementara sebelum perang kembali berkecamuk.