Site icon BETTYPATU | Menyajikan Informasi Terkini tentang Peristiwa Nasional dan Internasional

AS Akan Tutup USAID, Ini Alasan Elon Musk

AS Akan Tutup USAID, Ini Alasan Elon Musk

Elon Musk, taipan teknologi yang kini memimpin upaya Presiden Amerika Donald Trump dalam merampingkan

pemerintah federal, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah berupaya menutup Badan Pembangunan Internasional Amerika (USAID).

Pernyataan tersebut disampaikan dalam diskusi di platform X pada Senin (3/2/2025). Musk, yang juga menjabat

sebagai CEO Tesla dan SpaceX, memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) setelah ditunjuk oleh Trump untuk memangkas pengeluaran federal.

Dalam percakapan tersebut, Musk didampingi oleh mantan calon presiden dari Partai Republik, Vivek

Ramaswamy, serta Senator Joni Ernst dan Mike Lee. Musk menyebut USAID sebagai lembaga yang “tidak dapat diperbaiki lagi” dan mengklaim bahwa Presiden Trump telah menyetujui rencana penutupannya.

AS Akan Tutup USAID, Ini Alasan Elon Musk

USAID merupakan salah satu donatur terbesar di dunia dalam sektor bantuan kemanusiaan. Pada tahun fiskal 2023, Amerika Serikat

menyalurkan dana sebesar 72 miliar dolar AS (Rp 1,17 kuadriliun) ke berbagai negara, mencakup bidang

kesehatan perempuan di zona konflik, akses air bersih, perawatan HIV/AIDS, keamanan energi, dan upaya pemberantasan korupsi.

Pada tahun 2024, USAID menyumbang 42% dari total bantuan kemanusiaan global yang dipantau oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun, sejak Sabtu (1/2/2025), situs web USAID dilaporkan offline, dan beberapa pengguna mengeluhkan kesulitan mengakses informasi terkait lembaga tersebut. USAID sendiri memiliki lebih dari 10.000 staf yang tersebar di seluruh dunia.

Trump dan Kebijakan “America First” dalam Pemotongan Bantuan

Presiden Trump sebelumnya telah memerintahkan pembekuan sebagian besar bantuan luar negeri sebagai bagian dari kebijakan “America First”. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena program bantuan USAID mencakup proyek-proyek seperti rumah sakit lapangan di kamp pengungsi Thailand, pembersihan ranjau di zona perang, dan penyediaan obat-obatan untuk penderita HIV. Jika USAID benar-benar ditutup, program-program ini berisiko dihentikan.

Dalam pernyataan terpisah, Musk memperkirakan bahwa dengan kebijakan pemangkasan anggaran yang lebih agresif, pemerintahan Trump dapat mengurangi defisit Amerika hingga 1 triliun dolar AS (Rp 16,32 kuadriliun) pada tahun 2026.

Kekhawatiran tentang Akses Elon Musk ke Sistem Keuangan Federal

Di tengah diskusi mengenai penutupan USAID, muncul kekhawatiran terkait akses Elon Musk terhadap sistem Departemen Keuangan AS. Menurut laporan New York Times, ada kemungkinan Musk dapat mengakses data keuangan yang mencakup lebih dari 6 triliun dolar AS (Rp 97,95 kuadriliun) per tahun, termasuk dana Jaminan Sosial, pengembalian pajak, dan pembayaran federal lainnya.

Langkah drastis ini menimbulkan berbagai reaksi dari para politisi, ekonom, dan organisasi internasional, mengingat USAID telah menjadi bagian penting dalam diplomasi dan hubungan luar negeri Amerika Serikat selama puluhan tahun. Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah mengenai tanggal pasti penutupan USAID dan dampak lanjutannya bagi dunia internasional.

Exit mobile version