Site icon BETTYPATU | Menyajikan Informasi Terkini tentang Peristiwa Nasional dan Internasional

Hamas Serahkan 4 Jasad Sandera yang Dibom Israel, Netanyahu Ancam Balas Dendam

Hamas Serahkan 4 Jasad Sandera yang Dibom Israel, Netanyahu Ancam Balas Dendam

Hamas Serahkan 4 Jasad Sandera yang Dibom Israel, Netanyahu Ancam Balas Dendam

Hamas telah menyerahkan empat jasad sandera Israel yang tewas akibat serangan udara Israel di Gaza. Jasad-jasad tersebut terdiri dari Shiri Bibas, kedua anaknya—Ariel dan Kfir, serta Oded Lifshitz.

Mereka diserahkan kepada Palang Merah Internasional di Khan Younis, Gaza Selatan, pada Kamis (20/2/2025)

sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan.

Serah terima ini menjadi salah satu momen yang penuh ketegangan di tengah konflik yang terus berlangsung antara Israel dan Hamas.

Hamas menegaskan bahwa keempat sandera tersebut kehilangan nyawa akibat serangan udara Israel, namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak menerima klaim tersebut dan justru mengancam akan melakukan balas dendam.

Hamas Serahkan 4 Jasad Sandera yang Dibom Israel, Netanyahu Ancam Balas Dendam

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan kemarahannya atas kematian sandera tersebut dan

menyatakan bahwa Hamas harus bertanggung jawab penuh atas kejadian ini. Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak akan tinggal diam dan akan mengambil tindakan tegas.

Hamas Serahkan 4 Jasad Sandera yang Dibom Israel, Netanyahu Ancam Balas Dendam

“Hamas adalah organisasi teroris yang bertanggung jawab atas penderitaan warga Israel dan Palestina.

Kami tidak akan membiarkan kejahatan mereka tanpa balasan,” ujar Netanyahu dalam konferensi pers di Tel Aviv.

Pemerintah Israel juga berjanji akan meningkatkan serangan militer di Gaza sebagai respons terhadap kematian para sandera. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menambahkan bahwa operasi militer akan terus berlanjut hingga Hamas benar-benar dihancurkan.

Kronologi Kematian Keempat Sandera

Hamas menyebut bahwa empat sandera tersebut tewas akibat pengeboman Israel di Gaza. Kelompok militan ini menuduh Israel tidak peduli terhadap keselamatan sandera dan tetap melancarkan serangan udara tanpa memperhitungkan dampaknya.

Menurut sumber di Gaza, beberapa lokasi tempat para sandera ditahan dihantam oleh serangan udara intensif, menyebabkan korban jiwa di kedua belah pihak, termasuk para sandera yang berada di bawah kendali Hamas.

Pihak Hamas mengatakan bahwa mereka telah berupaya melindungi sandera yang berada di bawah pengawasannya, namun tidak dapat mencegah akibat dari serangan udara Israel. “Kematian mereka adalah bukti bahwa Israel tidak peduli terhadap warganya sendiri,” ujar juru bicara Hamas, Abu Ubaida.

Peran Palang Merah dalam Serah Terima

Serah terima jasad keempat sandera ini dilakukan dengan perantara Palang Merah Internasional, organisasi kemanusiaan yang sering menjadi mediator dalam konflik-konflik bersenjata.

Palang Merah menyatakan bahwa mereka hanya bertindak sebagai fasilitator untuk memastikan bahwa proses serah terima dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan prinsip kemanusiaan.

“Kami berkomitmen untuk menjalankan tugas kami sesuai dengan hukum internasional dan memastikan bahwa korban konflik ini mendapatkan perlakuan yang layak,” ujar salah satu perwakilan Palang Merah di Gaza.

BACA JUGA :Langgar Kesepakatan Gencatan Senjata, Militer Israel Gelar Serangan Udara di Gaza

Dampak Gencatan Senjata dan Perjanjian Pertukaran Tahanan

Serah terima jasad sandera ini merupakan bagian dari gencatan senjata sementara yang telah dinegosiasikan antara Israel dan Hamas dengan perantara Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat.

Dalam perjanjian tersebut, Hamas setuju untuk menyerahkan jasad sandera serta beberapa tahanan Israel sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.

Namun, dengan reaksi keras dari Netanyahu dan ancaman serangan lebih lanjut, perjanjian gencatan senjata ini bisa saja runtuh dalam waktu dekat.

Reaksi Dunia Internasional

Serah terima jasad sandera dan ancaman balas dendam dari Israel langsung mendapat sorotan dari berbagai pemimpin dunia.

Eskalasi Kekerasan di Gaza

Sejak dimulainya konflik baru antara Israel dan Hamas pada Oktober 2023, situasi di Gaza

semakin memburuk. Ribuan warga sipil, baik di pihak Israel maupun Palestina, telah menjadi korban akibat serangan udara dan aksi militer lainnya.

Beberapa fakta terkini mengenai eskalasi konflik:

Konflik ini tidak hanya membawa penderitaan bagi kedua belah pihak tetapi juga

menimbulkan kekhawatiran akan semakin meluasnya ketegangan di Timur Tengah.

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Dengan serah terima jasad sandera dan ancaman balas dendam dari Netanyahu, situasi di Gaza diperkirakan akan semakin panas dalam beberapa hari ke depan. Beberapa kemungkinan skenario yang bisa terjadi adalah:

  1. Israel meningkatkan serangan ke Gaza – Jika Israel benar-benar menjalankan ancaman balas dendamnya, serangan udara yang lebih dahsyat bisa menghantam wilayah Gaza.
  2. Hamas merespons dengan serangan balik – Hamas telah memperingatkan bahwa mereka tidak akan tinggal diam jika Israel melancarkan serangan baru.
  3. Intervensi diplomasi internasional – Negara-negara seperti Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar bisa mencoba menengahi situasi agar eskalasi kekerasan tidak berlanjut.
  4. Perundingan lanjutan atau gencatan senjata baru – Jika tekanan internasional cukup kuat, mungkin ada peluang bagi Israel dan Hamas untuk kembali ke meja perundingan guna mencapai kesepakatan baru.

Serah terima empat jasad sandera Israel oleh Hamas menjadi titik panas terbaru dalam konflik antara Israel dan Palestina.

Dengan Netanyahu yang mengancam balas dendam dan Hamas yang menyalahkan Israel

atas kematian sandera, situasi semakin memanas dan berpotensi menuju eskalasi yang lebih besar.

Dunia internasional terus memantau perkembangan konflik ini, sementara warga sipil di

Gaza dan Israel menjadi korban dari kekerasan yang tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Pertanyaannya kini adalah, akankah ada gencatan senjata baru atau perang besar akan kembali berkobar?

Exit mobile version