Harga Telur di AS Melambung Tinggi, Warga Beralih Ternak Ayam Sendiri
Harga telur di Amerika Serikat mengalami lonjakan drastis dalam beberapa bulan terakhir. Penyebab utama dari kenaikan ini adalah wabah flu burung yang menghantam industri peternakan ayam petelur. Sejak awal 2024, lebih dari 21 juta ayam petelur dimusnahkan akibat wabah tersebut, menurut data Departemen Pertanian AS. Langkah pemusnahan massal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus yang lebih luas, tetapi dampaknya terasa signifikan terhadap pasokan telur di pasaran.
Selain itu, pada akhir 2023, sekitar 13,2 juta ekor ayam juga dimusnahkan karena wabah yang sama. Akibatnya, stok telur berkurang drastis, menyebabkan harga melonjak tajam. Harga telur yang semula berkisar antara 2-3 dollar AS per lusin (sekitar Rp 32.700-49.000) kini naik lebih dari dua kali lipat, bahkan mencapai 10 dollar AS per lusin (sekitar Rp 156.000) di beberapa supermarket.
Dampak Kenaikan Harga Telur
Harga Telur di AS Melambung Tinggi, Warga Beralih Ternak Ayam Sendiri Kenaikan harga telur di AS berdampak luas pada berbagai sektor, mulai dari rumah tangga, ritel, hingga industri kuliner. Beberapa dampak yang paling dirasakan meliputi:
-
Pembatasan Pembelian di Supermarket
Untuk mengatasi kelangkaan telur, beberapa ritel besar seperti Trader Joe’s dan Costco mulai membatasi jumlah pembelian telur per rumah tangga. Hal ini dilakukan agar stok telur tetap tersedia bagi lebih banyak pelanggan. -
Kenaikan Harga di Restoran
Banyak restoran yang harus menaikkan harga menu mereka karena mahalnya bahan baku telur. Misalnya, jaringan restoran Waffle House mengenakan biaya tambahan 50 sen per telur pada setiap menu mereka. Sebuah restoran di Seattle bahkan mengalami pencurian 500 butir telur karena kelangkaan yang terjadi. -
Penurunan Daya Beli Masyarakat
Bagi keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, kenaikan harga telur menjadi pukulan berat. Telur adalah salah satu sumber protein paling terjangkau, tetapi kini mulai menjadi barang mewah bagi beberapa rumah tangga di AS.
Masyarakat AS Mulai Beralih ke Beternak Ayam Sendiri
Dalam menghadapi harga telur yang tinggi, banyak warga AS mencari solusi alternatif, salah satunya dengan beternak ayam sendiri di rumah. Tren ini semakin meningkat, terutama di daerah perkotaan dan pinggiran kota. Menurut laporan, permintaan ayam hidup melonjak tajam sejak awal 2024.
Peningkatan Permintaan Ayam Hidup
John Berry, seorang peternak di Houston, Texas, mengatakan bahwa penjualan ayam di peternakannya meningkat dua hingga tiga kali lipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebelumnya, ia hanya bisa menjual sekitar 100 ekor ayam dalam dua hingga tiga minggu, tetapi kini jumlah yang sama bisa terjual dalam waktu seminggu saja.
“Banyak orang yang baru pertama kali memelihara ayam datang ke peternakan kami,” ujar Berry kepada AFP. “Mereka mengatakan ingin memastikan pasokan telur di rumah mereka sendiri.”
Keuntungan Beternak Ayam Sendiri
Beberapa warga yang memutuskan untuk beternak ayam mengaku mendapatkan banyak keuntungan, antara lain:
-
Menghemat Biaya
Arturo Becerra, warga Houston, mengungkapkan bahwa beternak ayam lebih ekonomis dalam jangka panjang. Ia membeli 10 ekor ayam seharga 400 dollar AS (sekitar Rp 6,5 juta) dan pakan sebulan seharga 20 dollar AS (sekitar Rp 327.000). Dengan beternak sendiri, ia tidak perlu lagi membeli telur dengan harga mahal di supermarket. -
Menjamin Ketersediaan Telur
Dengan memiliki ayam sendiri, warga tidak perlu khawatir dengan kelangkaan telur di pasaran. Hal ini sangat menguntungkan bagi keluarga besar yang mengonsumsi banyak telur setiap hari. -
Mengontrol Kualitas Telur
Beberapa warga memilih beternak ayam sendiri karena ingin memastikan kualitas telur yang mereka konsumsi. Dengan memberi ayam pakan organik dan memastikan lingkungan peternakan yang bersih, mereka mendapatkan telur yang lebih sehat dan bebas bahan kimia.
Tantangan dalam Beternak Ayam di Rumah
Meski memberikan banyak manfaat, beternak ayam di rumah juga memiliki tantangan tersendiri. Beberapa tantangan yang dihadapi warga AS yang mulai memelihara ayam sendiri meliputi:
-
Perizinan dan Regulasi
Beberapa kota memiliki aturan ketat terkait peternakan unggas di lingkungan perumahan. Warga harus mengajukan izin atau memastikan bahwa jumlah ayam yang mereka pelihara masih dalam batas yang diperbolehkan. -
Biaya Awal yang Tidak Murah
Meskipun bisa menghemat biaya jangka panjang, investasi awal untuk beternak ayam cukup besar. Selain membeli ayam dan pakan, warga juga harus membangun kandang yang aman dan nyaman. -
Perawatan yang Membutuhkan Waktu dan Energi
Merawat ayam membutuhkan dedikasi. Ayam harus diberi makan secara rutin, kandang harus dibersihkan secara berkala, dan mereka harus dilindungi dari pemangsa seperti rubah atau rakun.
Prediksi Tren di Masa Depan
Banyak analis ekonomi memperkirakan bahwa tren beternak ayam sendiri di rumah akan terus meningkat selama harga telur masih tinggi. Jika wabah flu burung tidak segera teratasi, harga telur kemungkinan tetap akan mahal dalam beberapa bulan ke depan.
Namun, beberapa pihak juga memperkirakan bahwa ketika stok ayam petelur nasional kembali stabil, harga telur akan mulai turun, dan tren beternak ayam di rumah mungkin berkurang.
Menurut laporan dari Departemen Pertanian AS, pemerintah sedang mengupayakan langkah-langkah untuk mempercepat pemulihan sektor peternakan ayam agar produksi telur kembali normal. Beberapa langkah yang telah dilakukan antara lain:
- Meningkatkan produksi ayam petelur baru untuk menggantikan populasi yang telah dimusnahkan.
- Meningkatkan program vaksinasi terhadap flu burung untuk mencegah penyebaran wabah lebih lanjut.
- Memberikan insentif kepada peternak ayam agar mereka bisa mempercepat proses pemulihan produksi telur.
Jika langkah-langkah ini berhasil, diharapkan harga telur di AS akan kembali normal dalam waktu 6 hingga 12 bulan mendatang.
Lonjakan harga telur di Amerika Serikat telah mendorong banyak warga mencari solusi alternatif dengan memelihara ayam sendiri. Selain membantu menghemat biaya, beternak ayam di rumah juga memastikan ketersediaan telur yang lebih aman dan berkualitas.
Namun, beternak ayam juga memiliki tantangan tersendiri, seperti perizinan, biaya awal yang tinggi, dan perawatan yang membutuhkan komitmen. Oleh karena itu, warga yang ingin mencoba cara ini harus mempertimbangkan segala aspek sebelum memulai.
Meskipun demikian, tren ini menunjukkan bahwa masyarakat Amerika semakin mandiri dalam menghadapi krisis pangan. Jika wabah flu burung dapat dikendalikan dalam beberapa bulan ke depan, harga telur mungkin kembali normal, tetapi untuk saat ini, beternak ayam sendiri menjadi solusi yang banyak dipilih oleh warga AS.