Israel Kembali Gempur Gaza, 3 Polisi Tewas
Gaza City – Kelompok Hamas melaporkan bahwa serangan udara terbaru Israel menghantam wilayah di dekat Rafah, Jalur Gaza bagian selatan. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya tiga polisi yang bertugas di area tersebut.
Gempuran militer Tel Aviv ini terjadi sehari setelah Hamas dan Israel melakukan pertukaran sandera-tahanan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sejak 19 Januari 2025. Namun, harapan akan stabilitas pasca-gencatan senjata kembali terkikis dengan serangan terbaru ini.

Serangan udara ini dilaporkan terjadi pada Minggu (16/2/2025) dan langsung mendapatkan respons dari Kementerian Dalam Negeri Hamas. Awalnya, mereka melaporkan dua polisi tewas di lokasi serangan, sementara satu polisi lainnya mengalami luka kritis. Namun, dalam pernyataan lanjutan, polisi ketiga yang mengalami luka serius akhirnya meninggal dunia akibat cedera yang dideritanya.
Ketiga polisi tersebut bertugas di area al-Shouka, sebelah timur Rafah, untuk mengamankan proses penyaluran bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza yang terdampak konflik. Hal ini menambah panjang daftar korban jiwa di tengah kondisi yang sudah genting di wilayah tersebut.
Israel Kembali Gempur Gaza, 3 Polisi Tewas
Militer Israel mengonfirmasi serangan udara ini melalui pernyataan resmi. Angkatan Udara Israel mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan beberapa individu bersenjata yang dianggap mengancam pasukan Israel.
BACA JUGA:Hamas Tangguhkan Pembebasan Sandera, Militer Israel dalam Siaga Tertinggi
“Sebelumnya pada hari ini (16/2), beberapa individu bersenjata yang bergerak ke arah pasukan (Israel) di Jalur Gaza bagian selatan diserang oleh pesawat (Angkatan Udara Israel),” ujar pihak militer Israel dalam pernyataan mereka.
Namun, klaim ini bertentangan dengan laporan Hamas yang menyatakan bahwa korban dari serangan tersebut adalah polisi yang bertugas mengamankan jalur bantuan kemanusiaan.
Situasi di Gaza Pasca-Serangan
Serangan udara ini terjadi di tengah upaya gencatan senjata yang sedang berjalan sejak bulan lalu. Banyak pihak internasional, termasuk PBB dan lembaga kemanusiaan, telah berupaya mendorong perdamaian serta memfasilitasi bantuan bagi warga Gaza yang membutuhkan.
Namun, serangan terbaru ini memicu kekhawatiran bahwa gencatan senjata bisa kembali runtuh. Warga Gaza kini menghadapi ancaman kekerasan yang semakin meningkat, dengan banyaknya serangan udara yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Beberapa dampak utama yang dirasakan akibat konflik ini meliputi:
- Meningkatnya korban jiwa – Tidak hanya militer, tetapi juga warga sipil dan petugas keamanan lokal menjadi korban serangan.
- Terhambatnya distribusi bantuan kemanusiaan – Jalur bantuan terganggu akibat serangan, membuat banyak warga kesulitan mendapatkan kebutuhan dasar.
- Ketidakpastian politik – Negosiasi damai menjadi semakin sulit, dengan meningkatnya ketegangan antara Hamas dan Israel.
- Krisis ekonomi dan sosial – Konflik berkepanjangan membuat banyak warga kehilangan pekerjaan, rumah, dan akses ke fasilitas kesehatan.
Reaksi Internasional Terhadap Serangan Israel
Berbagai negara dan organisasi internasional telah menyuarakan keprihatinan mereka terhadap eskalasi konflik di Gaza. PBB dan Uni Eropa kembali menyerukan perlindungan terhadap warga sipil dan pekerja kemanusiaan, mengingat bahwa bantuan kemanusiaan yang tidak dapat tersalurkan hanya akan memperburuk krisis di wilayah tersebut.
Beberapa negara seperti Turki, Iran, dan Malaysia mengecam keras tindakan militer Israel dan mendesak adanya intervensi dari komunitas internasional untuk menghentikan serangan yang merugikan warga sipil.
Di sisi lain, Amerika Serikat dan Inggris tetap memberikan dukungan terhadap Israel, dengan alasan bahwa negara tersebut memiliki hak untuk mempertahankan diri dari ancaman kelompok bersenjata di Gaza. Meski demikian, tekanan dari kelompok hak asasi manusia terus meningkat agar Israel lebih berhati-hati dalam melancarkan serangan guna menghindari korban sipil.
Ketegangan yang Semakin Meningkat
Ketegangan antara Hamas dan Israel terus meningkat sejak awal tahun. Meski telah ada kesepakatan gencatan senjata, berbagai insiden masih sering terjadi, yang berujung pada serangan balasan dari kedua belah pihak.
Hamas, dalam pernyataan resminya, menyebut bahwa serangan udara ini merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya. Mereka juga menyatakan bahwa Israel bertanggung jawab atas setiap eskalasi konflik yang terjadi di wilayah tersebut.
Sementara itu, pemerintah Israel menyatakan bahwa mereka akan terus menjalankan operasi militer yang mereka anggap perlu untuk mengamankan wilayah mereka dari ancaman teroris. Hingga kini, belum ada indikasi bahwa kedua belah pihak akan kembali ke meja perundingan dalam waktu dekat.
Dampak Bagi Warga Sipil di Gaza
Serangan ini kembali menambah penderitaan warga Gaza yang sudah mengalami kondisi sulit akibat konflik berkepanjangan. Banyak keluarga kehilangan tempat tinggal dan akses terhadap kebutuhan dasar, seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Sejumlah fakta yang menunjukkan kondisi kritis di Gaza saat ini:
- Lebih dari 70% penduduk Gaza bergantung pada bantuan kemanusiaan.
- Infrastruktur kesehatan yang semakin memburuk, dengan banyak rumah sakit mengalami kekurangan pasokan obat dan tenaga medis.
- Banyak anak-anak yang mengalami trauma akibat konflik yang terus terjadi.
Dengan adanya serangan terbaru ini, komunitas internasional diharapkan dapat berperan lebih aktif dalam menekan kedua belah pihak untuk mencari solusi damai.
Kesimpulan: Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Serangan udara Israel yang kembali menewaskan polisi Hamas ini menandakan bahwa ketegangan di Gaza masih jauh dari kata selesai. Gencatan senjata yang diharapkan dapat membawa perdamaian, kini berada di ujung tanduk.
Apa yang bisa kita harapkan ke depan?
- Tekanan Internasional yang Lebih Besar – PBB dan negara-negara lain mungkin akan meningkatkan tekanan terhadap Israel dan Hamas untuk menahan diri.
- Potensi Serangan Balasan – Hamas bisa saja membalas serangan ini dengan roket atau operasi lainnya, yang bisa memicu eskalasi lebih lanjut.
- Negosiasi Damai yang Sulit – Dengan ketidakpercayaan yang semakin tinggi, perundingan damai bisa semakin sulit untuk dilakukan.
- Krisis Kemanusiaan yang Memburuk – Warga Gaza akan terus mengalami kesulitan jika konflik terus berlanjut.
Sampai saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa konflik ini akan segera mereda. Namun, satu hal yang pasti, warga sipil di Gaza akan terus menjadi korban dari ketegangan yang tiada henti ini.
Dunia kini menunggu langkah berikutnya dari para pemimpin global untuk mencegah terjadinya perang yang lebih besar.