Israel Minta DK PBB Kutuk Hamas soal Salah Pulangkan Jasad Sandera

Israel Minta DK PBB Kutuk Hamas soal Salah Pulangkan Jasad Sandera

Israel menuntut Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk mengutuk Hamas terkait pengembalian jenazah yang diduga merupakan sandera mereka. Insiden ini terjadi setelah Hamas menyerahkan jenazah yang menurut Israel tidak teridentifikasi dan secara keliru diklaim sebagai jasad Shiri Bibas, seorang warga negara Israel.

Israel Minta DK PBB Kutuk Hamas soal Salah Pulangkan Jasad Sandera
Israel Minta DK PBB Kutuk Hamas soal Salah Pulangkan Jasad Sandera

Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menuduh Hamas memperlakukan jenazah tersebut dengan tidak hormat, menyebutnya “seolah-olah itu hanyalah barang kiriman tak berharga”. Dalam pernyataannya, Danon mendesak DK PBB untuk mengecam tindakan yang menurutnya sebagai “kejahatan keji”.

“Ini adalah titik terendah baru, sebuah kejahatan dan kekejaman yang tidak tertandingi… Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan kebiadaban seperti ini,” kata Danon dalam pernyataannya pada Kamis (20/2).

Netanyahu Marah, Hamas Dikecam

Selain mengutuk tindakan tersebut, Danon juga menegaskan bahwa Hamas telah membunuh Ariel, bocah 10 tahun, dan Kfir Bibas, bayi 10 bulan, dengan kejam. Ia menuduh kelompok tersebut terus melanggar nilai moral dasar bahkan setelah para korban meninggal. Israel juga menuntut agar jenazah ibu mereka segera dikembalikan.

Pada Kamis (20/2), Hamas menyerahkan empat jenazah sandera Israel yang telah diculik sejak 7 Oktober 2023. Jenazah yang diserahkan meliputi:

  • Shiri Bibas, seorang wanita Israel
  • Kfir Bibas, bayi berusia 10 bulan
  • Ariel Bibas, anak laki-laki berusia 4 tahun
  • Oded Lifschitz, pria lansia berusia 83 tahun

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengungkapkan kemarahannya terhadap Hamas. Ia menyebut Hamas sebagai “monster” setelah kelompok tersebut mengarak empat peti mati berisi jenazah sandera Israel. Netanyahu menyatakan tekadnya untuk “melenyapkan” Hamas sebagai tanggapan atas tindakan ini.

Tuntutan Israel dan Respon Internasional

Insiden ini memperburuk ketegangan antara Israel dan Hamas, yang telah berkonflik sejak pecahnya agresi Tel Aviv ke Jalur Gaza pada Oktober 2023. Israel mengklaim tindakan Hamas sebagai bentuk penghinaan dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia.

Israel kini menuntut Dewan Keamanan PBB untuk memberikan respons yang tegas, termasuk kemungkinan sanksi tambahan terhadap Hamas. Namun, hingga saat ini, belum ada keputusan resmi yang diambil oleh PBB terkait tuntutan Israel tersebut.

Reaksi Internasional terhadap Konflik Israel-Hamas

Komunitas internasional telah memberikan berbagai reaksi terhadap konflik yang terus berlanjut antara Israel dan Hamas. Beberapa negara mendukung Israel dalam menyerukan tindakan tegas terhadap Hamas, sementara negara-negara lain menyerukan penyelesaian damai dan gencatan senjata segera.

Amerika Serikat sebagai sekutu utama Israel menyatakan dukungan penuh terhadap tuntutan Israel agar Hamas dikutuk oleh DK PBB. Presiden AS dalam pernyataannya menegaskan bahwa Hamas telah melakukan tindakan tidak manusiawi dan harus bertanggung jawab atas kejahatan mereka.

Di sisi lain, beberapa negara seperti Turki dan Qatar mengecam tindakan Israel yang terus melakukan agresi ke Jalur Gaza. Mereka menyerukan agar komunitas internasional segera mengambil langkah diplomatik untuk mengakhiri konflik yang telah menimbulkan korban jiwa dari kedua belah pihak.

BACA JUGA:Langgar Kesepakatan Gencatan Senjata, Militer Israel Gelar Serangan Udara di Gaza

Dampak Konflik terhadap Warga Sipil

Konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Hamas telah menyebabkan dampak besar terhadap warga sipil, terutama di Jalur Gaza. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa ribuan warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, menjadi korban akibat serangan udara dan pertempuran darat yang terus berlangsung.

Organisasi kemanusiaan seperti Amnesty International dan Human Rights Watch menyoroti kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza. Mereka menyerukan agar bantuan kemanusiaan segera dikirim untuk membantu warga sipil yang terdampak akibat pertempuran.

PBB juga memperingatkan bahwa konflik yang terus berlanjut dapat mengarah pada krisis kemanusiaan yang lebih parah, mengingat infrastruktur di Gaza telah banyak mengalami kerusakan akibat serangan udara Israel.

Upaya Diplomasi dan Jalan Keluar Konflik

Meskipun ketegangan terus meningkat, beberapa upaya diplomasi masih terus dilakukan untuk menemukan jalan keluar dari konflik ini. Beberapa negara, termasuk Mesir dan Prancis, telah mengusulkan perundingan damai antara Israel dan Hamas untuk mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan.

PBB juga berusaha menjadi mediator dalam proses perdamaian ini, namun hingga saat ini belum ada kesepakatan konkret yang bisa menghentikan pertempuran. Sekretaris Jenderal PBB dalam pernyataannya menekankan pentingnya solusi dua negara sebagai jalan keluar jangka panjang untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.

Tuntutan Israel kepada DK PBB untuk mengutuk Hamas atas pengembalian jenazah sandera yang keliru telah memperburuk ketegangan antara kedua pihak. Konflik Israel-Hamas terus bereskalasi dengan dampak besar terhadap warga sipil di Jalur Gaza.

Sementara beberapa negara mendukung tindakan tegas terhadap Hamas, negara lain menyerukan solusi diplomasi untuk mengakhiri pertempuran. Upaya perdamaian masih terus dilakukan, meskipun tantangan besar tetap ada dalam mencapai solusi jangka panjang.

Ke depan, komunitas internasional diharapkan dapat memainkan peran yang lebih aktif dalam menengahi konflik dan mencegah eskalasi lebih lanjut yang dapat mengancam stabilitas di Timur Tengah.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu murka dan menyebut Hamas sebagai “monster”, gara-gara kelompok perlawanan Palestina itu mengarak empat peti mati berisi jenazah sandera Israel.

Netanyahu mengaku sangat marah dengan Hamas dan bersumpah untuk “melenyapkan” kelompok milisi tersebut karena tindakan mereka.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *