Israel Terima Bom Berat dari AS di Tengah Gencatan Senjata Gaza
Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan bahwa mereka telah menerima pengiriman bom berat buatan Amerika Serikat (AS).
Pengiriman ini terjadi saat Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, sedang melakukan kunjungan resmi ke Israel. gencatan senjata yang masih berlangsung di Gaza.
“Pengiriman bom udara berat yang baru-baru ini dirilis oleh pemerintah AS telah diterima dan dibongkar semalam di Israel,” kata Kementerian Pertahanan Israel dalam pernyataan resmi, sebagaimana dilansir AFP, Minggu (16/2/2025).
Bom berat yang dikirim ini diduga adalah MK-84 , yang merupakan bagian dari senjata baru yang disetujui oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Israel menganggap bom tersebut sebagai aset strategi yang penting bagi keamanan nasionalnya.
“Pengiriman amunisi yang tiba di Israel, yang dirilis oleh pemerintah Trump, merupakan aset penting bagi angkatan udara dan IDF (militer Israel), serta menjadi bukti lebih lanjut dari aliansi kuat antara Israel dan Amerika Serikat,” ungkap Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, dalam pernyataan resminya.
Israel Terima Bom Berat dari AS di Tengah Gencatan Senjata Gaza
Pemerintahan Trump telah menyetujui penjualan lebih dari USD 7,4 miliar dalam bentuk bom, rudal, dan peralatan militer lainnya ke Israel. Kesepakatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan militer Israel dalam menghadapi ancaman yang muncul di kawasan tersebut.
“Penjualan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Israel dalam menghadapi ancaman saat ini dan di masa depan, memperkuat pertahanan dalam negerinya, serta berfungsi sebagai pencegah terhadap ancaman regional,” ungkap seorang pejabat Departemen Pertahanan AS.
Keputusan ini menimbulkan reaksi beragam di berbagai belahan dunia. Beberapa negara sekutu AS menyambut baik langkah tersebut sebagai bentuk komitmen AS dalam menjaga stabilitas keamanan Israel. Namun, negara-negara lain, termasuk sekutunya di Timur Tengah, mengancam pengiriman ini karena dinilai dapat membantu ketegangan dan menghambat upaya perdamaian di kawasan tersebut.
Perang Israel dan Hamas di Gaza
Sejak Oktober 2023 , Israel telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap Hamas di Gaza sebagai respon terhadap serangan kelompok tersebut yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel . Serangan balasan Israel disebut-sebut sebagai yang paling mematikan sepanjang sejarah konflik Israel-Palestina.
Akibat serangan yang terus berlangsung selama lebih dari setahun, sebagian besar wilayah Gaza hancur . Serangan udara dan operasi militer di wilayah tersebut telah menewaskan lebih dari 48 ribu warga Palestina , dan ratusan ribu lainnya mengalami luka-luka dan kehilangan tempat tinggal.
“Perang ini telah menghancurkan sebagian besar Gaza dan menyebabkan pengungsian massal bagi lebih dari 2,4 juta penduduk di wilayah tersebut,” kata seorang pejabat dari United Nations Relief and Works Agency (UNRWA).
Gencatan senjata mulai diberlakukan sejak 19 Januari 2025 , sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai melalui perundingan antara berbagai pihak. Perjanjian tersebut mencakup transmisi sandera yang ditawan oleh Hamas dan pengurangan intensitas serangan di wilayah Gaza.
Respons Global terhadap Pengiriman Bom Berat ke Israel
Langkah Amerika Serikat dalam mengirimkan bom berat ke Israel di tengah gencatan senjata menuai berbagai reaksi dari komunitas internasional. Beberapa negara, termasuk negara-negara di Uni Eropa dan Timur Tengah, menyatakan bahwa mereka mengakui dampak atas yang dapat ditimbulkan oleh pengiriman ini terhadap upaya perdamaian.
Pemerintahan sebelumnya di AS, yang dipimpin oleh Presiden Joe Biden, pernah memblokir pengiriman bom seberat 2.000 pon ke Israel, dengan alasan kekhawatiran atas tingginya korban sipil akibat serangan di Gaza. Namun, pemerintahan Trump yang baru dilaporkan telah menyetujui kembali pengiriman tersebut.
Menangapi situasi ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengimbau agar semua pihak berkomitmen terhadap gencatan senjata dan menghentikan pengiriman senjata yang berpotensi menimbulkan konflik.
“Kami menyampaikan kepada semua pihak untuk menahan diri dan memastikan bahwa gencatan senjata dapat berjalan efektif. Langkah-langkah yang dapat mengakhiri konflik harus dihindari demi mencapai solusi jangka panjang yang damai bagi kedua belah pihak,” kata António Guterres, Sekretaris Jenderal PBB.
Kunjungan Menlu AS Marco Rubio ke Israel
Sementara itu, kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio , ke Israel bertepatan dengan pengiriman bom berat ini. Menurut laporan, Rubio dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pejabat tinggi Israel lainnya dalam pembicaraan bilateral.
Agenda pertemuan ini meliputi:
- Evaluasi kondisi gencatan senjata di Gaza.
- Diskusi mengenai rencana pemerintahan Trump terkait pemindahan warga Palestina ke Mesir dan Yordania.
- Pembahasan lebih lanjut tentang peningkatan kerja sama pertahanan antara AS dan Israel.
Rencana relokasi warga Palestina dari Gaza ke negara tetangga yang diusung Trump telah memicu kemarahan global. Banyak pihak yang menolak usulan ini karena dinilai melanggar hak asasi manusia dan berpotensi mengurangi kondisi kesejahteraan di wilayah tersebut.
Dampak Pengiriman Senjata bagi Masa Depan Konflik Gaza
Dengan adanya pengiriman bom berat ke Israel, banyak pihak khawatir bahwa konflik dapat kembali terjadi meskipun gencatan senjata telah terjadi. Beberapa pengamat menilai bahwa langkah ini bisa menjadi sinyal bahwa Israel masih bersiap untuk kemungkinan serangan militer lebih lanjut terhadap Hamas atau kelompok bersenjata lainnya di wilayah Gaza.
BACA JUGA :369 Warga Palestina Tahanan Israel Akhirnya Tiba di Tepi Barat
“Israel selalu mengutamakan keamanan nasionalnya, dan dengan adanya bom berat dari AS,
kita bisa berasumsi bahwa mereka masih mempersiapkan kemungkinan
operasi militer di masa mendatang,” kata seorang analis militer dari Middle East Institute.
Sementara itu, kelompok Hamas mengutuk pengiriman ini dan menyatakan bahwa tindakan tersebut
menunjukkan bahwa AS masih berpihak pada Israel meskipun ada tekanan global untuk menghentikan konflik.
Ini adalah bukti bahwa AS tidak serius dalam mendukung perdamaian.
Mereka terus melontarkan senjata ke Israel sementara rakyat Palestina masih menderita akibat serangan
brutal yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun,” kata seorang juru bicara Hamas dalam pernyataan resminya.
Pengiriman bom berat dari Amerika Serikat ke Israel di tengah gencatan senjata Gaza menjadi sorotan dunia.
Langkah ini semakin memperkuat hubungan persahabatan antara kedua
negara, namun juga menuai kritik dari komunitas internasional yang berdampak pada upaya perdamaian di Timur Tengah.
Dengan kunjungan Menlu AS Marco Rubio ke Israel, menyampaikan mengenai strategi AS dalam menanganinya
konflik Israel-Palestina semakin mengemuka. Apakah pengiriman bom ini akan memicu konflik baru atau tetap berada dalam koridor strategis pertahanan Israel? Jawabannya akan terlihat dalam perkembangan geopolitik ke depan.